Penjelasan Ilmiah Mengapa Manusia Bisa Merasakan Jatuh Cinta Yang Memiliki Efek Begitu Dahsyat

Penjelasan Ilmiah Mengapa Manusia Bisa Merasakan Jatuh Cinta Yang Memiliki Efek Begitu Dahsyat

Baca Juga

Masih ingatkah kamu pertama kali merasakan rasanya jatuh cinta yang katanya memabukan? efeknya pun bisa membuat susah tidur, pengen jalan bareng si dia terus, pengen tau kabar dari dia terus dan masih banyak lagi macam-macam yang merasakannya dampaknya di mabuk kepayang. Beberapa ada yang merasa gugup, gemetar, dan bingung yang menjalar disertai dengan emosi tak terkendali. Anda tidak dapat menjelaskan apa-apa. Itulah yang disebut cinta. Anda sedang jatuh cinta! Dan, ya! Cinta itu mirip seperti narkoba yang dapat membuat perasaan seseorang melayang-layang(beuhhhh ngeri ya :D).

Sempat terpikirkah kamu untuk bertanya mengapa jatuh cinta sampai memiliki efek begitu dahsyat? Memiliki efek candu, memabukkan, dan terkadang dapat melakukan berbagai hal yang biasanya tidak Anda lakukan demi cinta.

Nah, di sini sains akan menjawab mengapa cinta mampu menghipnotis manusia sampai begitu dahsyatnya.

Yang pertama, otak Anda memiliki dua sisi, yakni rasional dan irasional. Cinta berada di sisi rasional yang berhubungan dengan hati. Anda tidak pernah berpikir dua kali saat jatuh cinta. Inilah sebabnya mengapa banyak orang menyebut cinta itu buta. Anda akan selalu beranggapan bahwa semuanya adalah hal yang wajar. Rasional.

Para ilmuwan mengamati aktivitas otak orang yang sedang jatuh cinta dalam tahap 'cinta banget'. Mereka menemukan bahwa ada kebahagiaan yang hadir ketika seseorang sedang jatuh cinta. Bahkan hal sekecil apapun yang di lakukan oleh orang yang dicintainya, maka dia akan sangat bahagia. Itulah sebabnya terkadang Anda bahagia hanya karena orang yang Anda cintai sekadar mengucapkan selamat pagi lewat telpon atau tersenyum manis kala bertemu.

Nah, khusus untuk kasus yang ini, para ilmuwan mengatakan bahwa korteks frontal di otak jarang bekerja dengan baik pada orang yang sedang jatuh cinta. Korteks yang bertanggung jawab agar seseorang berpikir rasional dan mekanisme pengambilan keputusan tidak bisa optimal. Hal ini disebabkan oleh perasaan bahagia yang terlalu besar dan mempengaruhi otak serta pikiran.

Coba bayangkan, ada beberapa pasangan yang langsung memaafkan kekasihnya hanya dengan melihat foto-foto berdua mereka saat mesra. Tidak ada keraguan, sebesar apapun kemarahan itu maka akan sirna. Inilah mengapa orang yang sedang jatuh cinta terkadang tidak berpikir jernih. para ilmuwan mengatakan hal ini terjadi karena otak 'dibunuh' secara fungsional oleh cinta dan hati yang menyatu.

Kedua, orang jatuh cinta sering kali tidak melihat keburukan pasangannya dan cenderung memuji karena hanya tampak kebaikannya saja. Mengapa demikian?

Para ilmuwan mengatakan bahwa sisi rasional pada otak akan gelap saat Anda jatuh cinta. Anda hanya akan menganggap orang yang Anda cintai selalu bagus. Maka tak heran jika ada dua sahabat yang kemudian bermusuhan karena salah satu di antara mereka tidak setuju sahabatnya pacaran dengan orang (misalnya Si A). Jelas, dia akan membela pacarnya dan berusaha meyakinkan sahabatnya bahwa dia sudah menemukan orang yang tepat. Padahal belum tentu. Hal seperti inilah yang sering kita jumpai namun tidak banyak orang yang menyadarinya.

Tidak hanya itu, bagian otak yang biasanya berfungsi mengontrol rasa takut cenderung 'mati' atau tidak berfungsi ketika jatuh cinta. Itulah sebabnya banyak orang yang melakukan berbagai macam cara demi cinta. Termasuk di antaranya membunuh karena cemburu, melawan orang tua karena telanjur jatuh cinta, dan lain-lain.

Itulah penjelasan menurut sains mengapa jatuh cinta mampu menarik seseorang merasa melayang dan mabuk. Semoga masih bisa terkendali dan tidak ada yang merasa dirugikan apa lagi menjurus ke tidakan melanggar hukum.

Related Posts

Penjelasan Ilmiah Mengapa Manusia Bisa Merasakan Jatuh Cinta Yang Memiliki Efek Begitu Dahsyat
4/ 5
Oleh