Baca Juga
Semenjak Pergantian menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) oleh Prof Muhajir Effendy yang menggantikan Anies Baswedan. bapak menteri yang baru ini menggagas konsep Full day school dan telah menjadi bahan pembicaraan hangat bahkan ada yang mengatakan makin menimbulkan kegaduhan di masyarakat. responya pun beragam ada yang pro dan kontra penerapan model pembelajaran tersebut di seluruh SD dan SMP. Dengan full day school, siswa akan berada di sekolah dari pukul 07.00 sampai 17.00.
Salah satu alasan Mendikbud Muhadjir Effendy menggagas full day school, yakni untuk menghindarkan siswa dari kegiatan-kegiatan negatif di luar lingkungan sekolah. Apalagi, selama sehari penuh siswa tak hanya melakukan aktivitas akademis, tetapi juga nonakademis, seperti mengikuti ekstrakurikuler.
Konsep full day school sendiri bukan merupakan hal yang baru lantaran sudah diterapkan di beberapa sekolah swasta. Model ini juga memiliki bebrapa kelebihan, seperti siswa siswa mendapat metode pembelajaran yang bervariasi dibanding sekolah reguler.
Selain itu, perkembangan bakat, minat, dan kecerdasan siswa terantisipasi sejak dini melalui pantauan program bimbingan dan konseling. Manfaat lainnya, yaitu meningkatkan gengsi orangtua yang memiliki orientasi terhadap hal-hal yang bersifat prestisius.
Kendati demikian, full day school juga memiliki kekurangan. Hal inilah yang kemudian menimbulkan berbagai kritik di tengah masyarakat.
1. Pembelajaran sehari penuh membutuhkan kesiapan fisik daan psikologis. Jika tidak siap, siswa akan bosan bahkan frustasi. Kedua, anak-anak akan banyak kehilangan waktu untuk belajar tentang hidup bersama keluarganya di rumah.
2. full day school membuat anak-anak banyak kehilangan waktu untuk belajar tentang hidup bersama keluarganya di rumah. Penerapan konsep ini di sekolah swasta bahkan membutuhkan biaya yang umumnya lebih mahal daripada sekolah biasa.
Pro Dan Kontra
Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo Tolak Konsep Full Day School
Mantan rekan Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu menilai jika program full day school (FDS) benar-benar diterapkan, bukan kualitas pendidikan semakin bagus seperti yang diharapkan.
Justru sebaliknya, bila FDS benar-benar diterapkan, justru akan semakin membuat kualitas pendidikan semakin merosot. Karena dengan sistem FDS, siswa akan semakin jenuh dan anak menjadi enggan untuk sekolah lagi.
Selain itu, ungkap Rudy, gagasan FDS sangat tidak cocok untuk diterapkan di kota kecil seperti Solo. Sehingga, Rudy mengharapkan agar orang nomor satu di jajaran Kemdikbud itu benar-benar mengevaluasi total sebelum menerapkan sistem FDS.
Sehingga, Rudy mengharapkan FDS hanya sebatas wacana saja jangan sampai diterapkan di sistem pendidikan di Indonesia.
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Setuju FDS Dibatalkan
Menanggapi pro kontra tersebut, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Puan Maharani, bahkan dengan tegas mengatakan wacana full day school tersebut harus dibatalkan.
"Masih perlu kajian mendalam terkait wacana tersebut menyangkut kesiapan penerapan kebijakan," ungkap Puan usai pembukaan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) di Kompleks Stadion Manahan Solo, Rabu (10/8/2016).
Penerapan wacana full day school, lanjut Puan, akan melibatkan banyak pihak, baik itu sekolah, tenaga pengajar, orangtua, serta murid. Perlu dilihat apakah semua sudah siap dengan kebijakan tersebut, terutama bagi siswa.
"Ada beda pendapat dalam pengertian full day school. Di mana Mendikbud mengatakan siswa tidak full belajar seperti robot, tapi diberi kegiatan ekstrakurikuler yang mendidik dan menyenangkan seusai sekolah," tandas Puan.
Salah satu alasan Mendikbud Muhadjir Effendy menggagas full day school, yakni untuk menghindarkan siswa dari kegiatan-kegiatan negatif di luar lingkungan sekolah. Apalagi, selama sehari penuh siswa tak hanya melakukan aktivitas akademis, tetapi juga nonakademis, seperti mengikuti ekstrakurikuler.
Konsep full day school sendiri bukan merupakan hal yang baru lantaran sudah diterapkan di beberapa sekolah swasta. Model ini juga memiliki bebrapa kelebihan, seperti siswa siswa mendapat metode pembelajaran yang bervariasi dibanding sekolah reguler.
Selain itu, perkembangan bakat, minat, dan kecerdasan siswa terantisipasi sejak dini melalui pantauan program bimbingan dan konseling. Manfaat lainnya, yaitu meningkatkan gengsi orangtua yang memiliki orientasi terhadap hal-hal yang bersifat prestisius.
Kendati demikian, full day school juga memiliki kekurangan. Hal inilah yang kemudian menimbulkan berbagai kritik di tengah masyarakat.
1. Pembelajaran sehari penuh membutuhkan kesiapan fisik daan psikologis. Jika tidak siap, siswa akan bosan bahkan frustasi. Kedua, anak-anak akan banyak kehilangan waktu untuk belajar tentang hidup bersama keluarganya di rumah.
2. full day school membuat anak-anak banyak kehilangan waktu untuk belajar tentang hidup bersama keluarganya di rumah. Penerapan konsep ini di sekolah swasta bahkan membutuhkan biaya yang umumnya lebih mahal daripada sekolah biasa.
Pro Dan Kontra
Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo Tolak Konsep Full Day School
Mantan rekan Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu menilai jika program full day school (FDS) benar-benar diterapkan, bukan kualitas pendidikan semakin bagus seperti yang diharapkan.
Justru sebaliknya, bila FDS benar-benar diterapkan, justru akan semakin membuat kualitas pendidikan semakin merosot. Karena dengan sistem FDS, siswa akan semakin jenuh dan anak menjadi enggan untuk sekolah lagi.
Selain itu, ungkap Rudy, gagasan FDS sangat tidak cocok untuk diterapkan di kota kecil seperti Solo. Sehingga, Rudy mengharapkan agar orang nomor satu di jajaran Kemdikbud itu benar-benar mengevaluasi total sebelum menerapkan sistem FDS.
Sehingga, Rudy mengharapkan FDS hanya sebatas wacana saja jangan sampai diterapkan di sistem pendidikan di Indonesia.
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Setuju FDS Dibatalkan
Menanggapi pro kontra tersebut, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Puan Maharani, bahkan dengan tegas mengatakan wacana full day school tersebut harus dibatalkan.
"Masih perlu kajian mendalam terkait wacana tersebut menyangkut kesiapan penerapan kebijakan," ungkap Puan usai pembukaan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) di Kompleks Stadion Manahan Solo, Rabu (10/8/2016).
Penerapan wacana full day school, lanjut Puan, akan melibatkan banyak pihak, baik itu sekolah, tenaga pengajar, orangtua, serta murid. Perlu dilihat apakah semua sudah siap dengan kebijakan tersebut, terutama bagi siswa.
"Ada beda pendapat dalam pengertian full day school. Di mana Mendikbud mengatakan siswa tidak full belajar seperti robot, tapi diberi kegiatan ekstrakurikuler yang mendidik dan menyenangkan seusai sekolah," tandas Puan.
Menimbang Plus dan Minus Full Day School Untuk SD dan SMP
4/
5
Oleh
Unknown