Baca Juga
Naik Haji adalah rukun Islam yang ke lima Wajib bagi ummat Islam yang mampu mengadakan perjalanan ke sana dan kondisi dalam keadaan aman. Haji merupakan panggilan bagi umat Muslim yang memiliki kemampuan, baik financial dan jasmani.
Akan tetapi selalu ada-ada saja prilaku jamaah haji dari Indonesia yang membuat geleng kepala. Maksud hati ingin memastikan ibadah berjalan lancar tetapi malah bikin masalah. Parahnya sampai ada yang bawa jimat hingga berurusan dengan pihak kepolisian.
Namun yang sering terjadi biasanya soal perbekalan membludak yang dibawa calon jamaah.
Seperti pengalaman Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (IPHI) Kota Cirebon yang sempat kerepotan karena perilaku jamaah. Kepala IPHI Kota Cirebon, Slamet mengatakan, jamaah haji asal Jawa Barat termasuk yang paling repot. Sebab tak sedikit jamaah yang membawa barang yang tidak perlu, seperti rice cooker, termos, rokok hingga obat kuat.
Barang-barang ini nantinya ada yang kembali diperjual belikan di tanah suci. Ada jamaah yang berangkat dengan membawa rokok berslop-slop. Termasuk juga obat kuat.
"Banyak rokok yang bawanya berslop-slop demikian juga dengan obat kuat. Karena di sana harganya sangat mahal, jadi bisa dijual dengan harga lima kali lipat dari harga di Indonesia," ujar Slamet beberapa waktu lalu.
Cerita lain pernah terjadi kala 2011. petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi mendapati isi koper jamaah asal Solo membawa beras dan rice cooker.
Ketua Sektor III PPIH Arab Saudi, Aranto mengungkapkan, koper yang dibawa jamaah Solo terlampau berat. Ternyata selain baju, ada pula beras yang mereka bawa. Tidak tanggung-tanggung, beras dibawa lebih dari 5 Kg. Tidak hanya itu, adapula makanan kering dan telur.
"Itu yang membikin beban koper lebih berat dibanding koper jamaah yang berangkat dari embarkasih lain," terangnya.
Salah seorang jamaah yang menginap di Hotel Holiday Villa, Madinah menjelaskan alasan mengapa ada barang-barang seperti rice cooker dan beras dibawa ke tanah suci. Dia beralasan, barang tersebut digunakan untuk mengisi perut saat pagi hari.
"Kalau pagi buat sarapan, bikin mie instan atau masak nasi," ujar jamaah perempuan asal Indonesia tahun 2011.
Akhirnya Pemerintah Arab Saudi menerapkan aturan baru pada 2014 untuk jamaah haji. Di mana jamaah haji dilarang memasak makanan sendiri, sehingga tidak ada satupun pemondokan menyediakan dapur khusus untuk mengolah makanan.
"Aturan dari pemerintah Arab Saudi untuk antisipasi terjadinya kebakaran sudah disosialisasikan ke seluruh embarkasi di Indonesia. Kalau jamaah haji tetap memaksa untuk memasak nasi atau membawa masakan dengan bunyi yang mengeluarkan aroma, alarm yang ada di pemondokan akan berbunyi," ujar Kepala Daker Makkah Endang Jumali di Makkah, Rabu (3/9/2014).
Walaupun begitu, masih saja ada kelakuan jamaah haji Indonesia yang menentangnya dan nekat membawa barang-barang yang tidak perlu. Terbukti, seorang calon jemaah haji (calhaj) di asrama haji Sudiang, Makassar kedapatan membawa minuman beralkohol hasil fermentasi tape ketan hitam yang dikemas dalam botol ukuran kurang lebih setengah liter.
Calhaj itu beralasan minuman tersebut obat kuat, obat anti lelah agar kuat menjalani ibadah haji di tanah suci.
Obat anti lelah ala calhaj ini ditemukan petugas saat pemeriksaan barang dalam koper milik calhaj, Jumat, (26/8) sekitar pukul 09.00 WITA. Petugas langsung menyita sebagai barang bukti.
Abi Ratno, petugas Avsec Bandara yang bertugas di asrama haji Sudiang menyebutkan, calhaj yang membawa minuman beralkohol itu lelaki asal Sulawesi Barat yang tergabung dalam kelompok terbang 14.
"Kita langsung sita cairan dalam botol itu saat ditemukan dalam koper calhaj bersangkutan karena mengandung alkohol. Nanti akan dijadikan barang bukti saat evaluasi selesai semua pemberangkatan," kata Abi Ratno.
Cairan fermentasi tape ketan hitam dilarang dibawa karena mengandung unsur alkohol. Cairan itu bisa menimbulkan letupan sehingga akan menimbulkan keresahan penumpang dan calhaj lainnya.
Selain minuman beralkohol, kata Abi Ratno, pihaknya juga telah menyita barang lain milik calhaj yang dilarang untuk dibawa seperti madu karena termasuk yang dilarang.
Akan tetapi selalu ada-ada saja prilaku jamaah haji dari Indonesia yang membuat geleng kepala. Maksud hati ingin memastikan ibadah berjalan lancar tetapi malah bikin masalah. Parahnya sampai ada yang bawa jimat hingga berurusan dengan pihak kepolisian.
Namun yang sering terjadi biasanya soal perbekalan membludak yang dibawa calon jamaah.
Seperti pengalaman Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (IPHI) Kota Cirebon yang sempat kerepotan karena perilaku jamaah. Kepala IPHI Kota Cirebon, Slamet mengatakan, jamaah haji asal Jawa Barat termasuk yang paling repot. Sebab tak sedikit jamaah yang membawa barang yang tidak perlu, seperti rice cooker, termos, rokok hingga obat kuat.
Barang-barang ini nantinya ada yang kembali diperjual belikan di tanah suci. Ada jamaah yang berangkat dengan membawa rokok berslop-slop. Termasuk juga obat kuat.
"Banyak rokok yang bawanya berslop-slop demikian juga dengan obat kuat. Karena di sana harganya sangat mahal, jadi bisa dijual dengan harga lima kali lipat dari harga di Indonesia," ujar Slamet beberapa waktu lalu.
Cerita lain pernah terjadi kala 2011. petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi mendapati isi koper jamaah asal Solo membawa beras dan rice cooker.
Ketua Sektor III PPIH Arab Saudi, Aranto mengungkapkan, koper yang dibawa jamaah Solo terlampau berat. Ternyata selain baju, ada pula beras yang mereka bawa. Tidak tanggung-tanggung, beras dibawa lebih dari 5 Kg. Tidak hanya itu, adapula makanan kering dan telur.
"Itu yang membikin beban koper lebih berat dibanding koper jamaah yang berangkat dari embarkasih lain," terangnya.
Salah seorang jamaah yang menginap di Hotel Holiday Villa, Madinah menjelaskan alasan mengapa ada barang-barang seperti rice cooker dan beras dibawa ke tanah suci. Dia beralasan, barang tersebut digunakan untuk mengisi perut saat pagi hari.
"Kalau pagi buat sarapan, bikin mie instan atau masak nasi," ujar jamaah perempuan asal Indonesia tahun 2011.
Akhirnya Pemerintah Arab Saudi menerapkan aturan baru pada 2014 untuk jamaah haji. Di mana jamaah haji dilarang memasak makanan sendiri, sehingga tidak ada satupun pemondokan menyediakan dapur khusus untuk mengolah makanan.
"Aturan dari pemerintah Arab Saudi untuk antisipasi terjadinya kebakaran sudah disosialisasikan ke seluruh embarkasi di Indonesia. Kalau jamaah haji tetap memaksa untuk memasak nasi atau membawa masakan dengan bunyi yang mengeluarkan aroma, alarm yang ada di pemondokan akan berbunyi," ujar Kepala Daker Makkah Endang Jumali di Makkah, Rabu (3/9/2014).
Walaupun begitu, masih saja ada kelakuan jamaah haji Indonesia yang menentangnya dan nekat membawa barang-barang yang tidak perlu. Terbukti, seorang calon jemaah haji (calhaj) di asrama haji Sudiang, Makassar kedapatan membawa minuman beralkohol hasil fermentasi tape ketan hitam yang dikemas dalam botol ukuran kurang lebih setengah liter.
Calhaj itu beralasan minuman tersebut obat kuat, obat anti lelah agar kuat menjalani ibadah haji di tanah suci.
Obat anti lelah ala calhaj ini ditemukan petugas saat pemeriksaan barang dalam koper milik calhaj, Jumat, (26/8) sekitar pukul 09.00 WITA. Petugas langsung menyita sebagai barang bukti.
Abi Ratno, petugas Avsec Bandara yang bertugas di asrama haji Sudiang menyebutkan, calhaj yang membawa minuman beralkohol itu lelaki asal Sulawesi Barat yang tergabung dalam kelompok terbang 14.
"Kita langsung sita cairan dalam botol itu saat ditemukan dalam koper calhaj bersangkutan karena mengandung alkohol. Nanti akan dijadikan barang bukti saat evaluasi selesai semua pemberangkatan," kata Abi Ratno.
Cairan fermentasi tape ketan hitam dilarang dibawa karena mengandung unsur alkohol. Cairan itu bisa menimbulkan letupan sehingga akan menimbulkan keresahan penumpang dan calhaj lainnya.
Selain minuman beralkohol, kata Abi Ratno, pihaknya juga telah menyita barang lain milik calhaj yang dilarang untuk dibawa seperti madu karena termasuk yang dilarang.
Cuma Jamaah Haji Indonesia Yang Kelakuannya Membuat Geleng Kepala Di Tanah Suci
4/
5
Oleh
Unknown